Letak
Geografis
Kabupaten Kolaka Utara memiliki luas wilayah daratan sebesar 3.391 km2
dan wilayah perairan laut diperkirakan seluas ± 5.000 km2, dengan
jumlah penduduk sebesar 113.317 jiwa. Berdasarkan kondisi
iklim, Kabupaten Kolaka Utara mempunyai ketinggian umumnya kurang dari 1.000
meter dari permukaan laut dan berada di sekitar daerah khatulistiwa maka daerah
ini beriklim tropis. Suhu udara minimum sekitar10°C dan maksimum 31°C atau
rata-rata antara 24°C - 28°C. Sebagian besar penduduk memiliki mata pencaharian
sebagai petani dan nelayan, namun demikian perairan laut seluas ± 5.000 belum dimanfaatkan secara optimal untuk kegiatan
usaha perikanan. Kabupaten Kolaka Utara memanjang
dari utara ke selatan berada diantara 2046'45" – 3050'5"
Lintang Selatan dan membentang dari barat ke timur diantara 120041'16"
– 121026'31" Bujur timur. Batas daerah Kabupaten Kolaka Utara
adalah sebagai berikut:
Sebelah
Utara :Kabupaten Luwu Timur
Sebelah
Timur :Kecamatan Uluwoi dan Kabupaten
Konawe Utara
Barat
:Pantai Timur Teluk Bone.
Selatan
:Kecamatan Wolo Kabupaten
Kolaka Utara
Perikanan
Tangkap
Perikanan tangkap telah memberikan konstribusi yang
sangat nyata dalam pengembangan dan pembangunan Kolaka Utara, dimana
berdasarkan produksi perikanan tangkap sebesar 6.138,00 ton atau sebesar 0,1%
dari total produksi perikanan Indonesia yang mencapai 4.629.209 ton (DKP Kolaka
Utara, 2003). Jenis industri pengolahan ikan yang ada yaitu pengolahan
ikan air tawar dan ikan air laut. Pengolahan hasil ikan air tawar terdapat di
Kecamatan Ranteangin, Pakue Utara dan Pakue Barat, sedangkan pengolahan ikan
laut lebih tersebar di Kecamatan Ranteangin, Lasusua, Kodeoha, Watunohu dan
Pakue Utara.
Adapun alat tangkap yang umumnya di gunakan masyarakat
nelayan Kolaka utara adalah alat tangkap Gillnet (jaring insang tetap)
atau dikenal dengan sebutan pukat. Keberhasilan pengoperasian jaring insang
tetap adalah mengetahui arah gerak renang ikan, karena alat tangkap ini
bersifat pasif. Sifat pasif dari alat tangkap ini menyebabkan perlu
diketahui lokasi yang memiliki ketersediaan ikan yang menjadi tujuan utama
penangkapan, dimana ketersediaan ikan pada suatu areal perairan ditentukan oleh
keadaan lingkungan. Kondisi perairan menjadi penting untuk diketahui
sejauhmana pengaruh perubahan kondisi oseanografi di lokasi penangkapan jaring
insang tetap pada perairan Kolaka Utara. Diketahuinya pengaruh kondisi
oseanografi terhadap ketersediaan ikan akan membantu untuk mengoptimalkan
pengoperasian alat tangkap, khususnya jaring insang tetap.
Pada
tahun 2005 produksi ikan tercatat sebesar
6.938,2 ton terdiri dari produksi ikan laut 5.737,0 ton dan
produksi ikan darat 1.201,2 ton
dengan produksi ikan tertinggi berada di Kecamatan
Pakue sebesar 2.361,3 ton.
Kegiatan Perikanan meliputi bidang pengkapan, bidang
budidaya perairan, bidang pengolahan dan pemasaran hasil Perikanan. Bidang
kelautan dan perikanan sangatlah potensial dalam pengembangan Pembangunan
Kabupaten Kolaka Utara karena memiliki areal perairan laut yang cukup luas, dan
hamper seluruh wilayah Kecamatan yang ada di Kabupaten Kolaka Utara ini
merupakan daerah perikanan, dari 15 Kecamatan yang ada 14 daerah kecamatan yang
masuk wilayah perikanan laut dan perikanan darat yakni:
1.
Kecamatan Wawo
2. Kecamatan Rante Angin
3. Kecamatan Lambai
4. Kecamatan Lasusua
5. Kecamatan Katoi
6. Kecamatan Kodeoha
7. Kacamatan Tiwu
8. Kecamatan Watunohu
9. Kecamatan Pakue
10. Kecamatan Pakue
Tengah
11. Kecamatan Pakue
Utara
12. Kecamatan Batu
Putih
13.
Kecamatan
Purehu
14. Kecamatan Tolala